Kumpulan Hadits tentang Persaudaraan Islam – Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Dalam ayat alquran surat Al Hujurat yang membahas tentang ukhuwah, Allah taala berkalam: “Sesungguhnya tiada lain orang-orang beriman itu adalah saudara, maka perbaikilah (hubungan) di antara saudara-saudara kalian.”
Agama Islam memerintahkan pemeluknya untuk selalu menyambung hubungan persaudaraan dan menjaga persatuan. Sebaliknya, ia melarang dari semua perkara yang menjadi sebab adanya perpecahan seperti memutuskan hubungan dan mencela muslim yang lain.
Banyak dalil-dalil yang menunjukkan kepada hal ini yang bisa kita dapatkan dari al-quran dan hadits-hadits yang shahih, diantaranya adalah apa yang akan kita bahas di bawah ini.
Berikut ini kami tuliskan kumpulan hadits tentang persaudaraan setiap muslim lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan artinya.
Sesama Muslim Ibarat Satu Tubuh
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Matsalul mu’miniina fi tawaadihim wa tarahumihim wa ta’atufihim matsalul jasad. Idzasytaka udwun, tada’a lahu sa`irul jasadi bis sahari wal huma.
“Permisalan orang-orang beriman pada rasa cinta, kasih sayang, dan kelemahlembutan di antara mereka adalah seperti jasad. Apabila ada salah satu anggotanya merasa sakit, seluruh jasad juga merasakannya dengan begadang dan demam.” [Hr. Muslim]
Hadits tentang persaudaraan diriwayatkan oleh Imam Muslim ini menjelaskan mengenai gambaran persatuan orang Islam itu ibarat satu tubuh. Saling tolong menolong dan saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya.
Sesama Mukmin Bagaikan Satu Bangunan
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Al-Mu’minu lil mu’mini kalbunyan, yasyuddu ba’dluhu ba’dlan
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah bagaikan bangunan. Sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Hadits ini juga menjelaskan tentang gambaran persaudaraan Islam, yaitu ibarat bangunan yang antara satu material dengan material yang lainnya saling menguatkan.
Hadits Tentang Larangan Memutuskan Tali Persaudaraan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ
Laa tahasadu, wala tanajasyu, wala tabaghadu, wala tadabaru, wala yabi’ ba’dukum ala bai’i ba’din, wa kuunuu, ibadallahi ikhwana. Al muslimu akhul muslim. La yadhlimuhu wala yakhdzuluhu
“Janganlah kalian saling hasad, saling berbuat najasy, saling marah, dan saling mendiamkan. Dan janganlah kalian menjual di atas penjualan orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara orang muslim. Janganlah dia berbuat zalim dan janganlah merendahkannya.” [Hr. Muslim]
Hadits di atas memberi penjelasan mengenai hal-hal yang harus kita jauhi untuk menghindari perpecahan dengan sesama orang beriman. Hal-hal itu seperti saling dengki, saling marah, bersaing dengan tidak sehat dalam jual beli, dan lain sebagainya.
Kumpulan Hadits tentang Persaudaraan Islam Lainnya
1. Hadits Pertama
Sahabat Abdullah bin Umar radliyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ
Al muslimu akhul muslim, la yadhlimuhu wala yuslimuh. Waman kaana fi hajati akhiihi, kaanallahu fii hajatih. Wa man farraja an muslimin kurbatan, farrajallahu anhu kurbatan min kurubati yaumil qiyamah. Wamansatara musliman, satarahullahu yaumal qiyamah.
Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim. Janganlah dia berbuat zalim dan menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa menyelesaikan keperluan saudaranya, maka Allah pasti menyelesaikan keperluannya.
Sesiapa memudahkan satu kesulitan dari seorang muslim, Allah pasti memudahkan kesulitan-kesulitan hari kiamat untuknya. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya di hari Kiamat. [Muttafaqun alaih]
2. Hadits Kedua
Abu Hurairah radliyallahu anhu menjelaskan bahwa Nabi bersabda:
كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ
Kullul muslimi alal muslimi haromun damuhu, wa maluhu, wa irdhuhu
“Setiap muslim atas muslim itu haram: darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” [Hr. Muslim]
Hadits di atas menjelaskan bahwa darah, harta, dan kehormatan seorang muslim adalah haram. Tidak boleh seorang muslim mengambil tiga hal tersebut dari muslim yang lain.
3. Hadits Ketiga
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ، أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Man sarrahu an yubsatha alaihi rizquhu au yunsa’a fi atsarihi falyashil rahimah
“Barang siapa senang untuk diluaskan pada rezekinya atau dipanjangkan pada umurnya, hendaklah dia menyambung tali rahimnya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Hadits ini menjelaskan satu kunci sesuatu yang diinginkan setiap manusia, yaitu rezeki yang lapang dan umur yang panjang. Kuncinya adalah menyambung tali persaudaraan atau silaturahmi.
4. Hadits Keempat
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Wallahu fii aunil abdi maa kaanal abdu fii auni akhiihi
“Dan Allah itu menolong seorang hamba selagi hamba itu menolong saudaranya.” [Hr. Muslim]
Hadits di atas memberikan pengertian bahwa jika kita ingin Allah menolong dan memudahkan urusan yang kita hadapi, maka hendaknya kita juga menolong dan memudahkan urusan saudara kita yang lain.
5. Hadits Kelima
إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Idza laqiitahu fasallim alaihi, wa idza da’aka faajibhu, waidzastansahaka fanshah lahu, waidza athasa fahamidallaha fasammithu, wa idza maridla faudhu, waidza maata fattabi’hu
” (1) Apabila engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam atasnya. (2) Apabila dia mengundangmu, maka ijabahilah. (3) Apabila dia meminta nasehat, maka nasehatilah. (4) Apabila dia bersin lalu memuji Allah, maka doakanlah. (5) Apabila dia sakit, maka jenguklah. (6) Dan apabila dia meninggal, maka ikutilah.” [Hr. Muslim]
Hadits ini menjelaskan tentang hak seorang muslim yang harus dilakukan oleh muslim yang lain.
6. Hadits Keenam
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Ma min muslimaini yaltaqiyani fayatashafahani, illa ghufira lahuma qabla an yaftariqa
“Tidaklah ada dua orang muslim yang bertemu lalu keduanya berjabat tangan, kecuali diampuni bagi keduanya sebelum berpisah.” [Hr. Abu Dawud]
Hadits ini di atas menjelaskan tentang keutamaan berjabat tangan ketika bertemu dengan seorang muslim. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa kita harus menghindari jabat tangan dengan ajnabi.
7. Hadits Ketujuh
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ
Laa yahillu limuslimin an yahjuro akhohu fauqo tsalatsi layaalin, yaltaqiyani fayu’ridlu hadza wa yu’ridlu hadza. Wakhairuhumalladzi yabda’u bissalam
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari 3 malam. Keduanya bertemu lalu orang ini berpaling dan orang ini berpaling. Sebaik-baik keduanya adalah orang yang memulai dengan salam.” [Muttafaqun alaih]
Hadits di atas memberi pengertian mengenai haramnya memalingkan wajah terhadap seorang muslim. Sebaliknya, Islam menghasung untuk saling tersenyum ketika bertemu, mengucapkan salam, dan berjabat tangan.
8. Hadits Kedelapan
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
La yu’minu ahadukum hatta yuhibba liakhihi ma yuhibbu linafsih
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga dia suka untuk saudaranya apa yang dia sukai untuk dirinya sendiri.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Menyukai untuk orang lain apa yang disuka untuk diri sendiri misalnya, kita suka untuk masuk ke dalam syurga, maka hendaknya kita juga mengajak saudara kita untuk bersama-sama masuk ke dalam syurga dengan mengerjakan ketaatan.
9. Hadits Kesembilan
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Sibabul muslimi fusuqun wa qitaluhu kufrun
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Hadits di atas menjelaskan haramnya mencela dan memerangi orang beriman.
Anas bin Malik radliyallahu anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا، فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا؟ قَالَ: تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
Unshur akhaka dhaliman au madhluman. Qalu: Ya rasulallah, hadza nanshuru madhluman, fakaifa nanshuru dhaliman? Qala: Ta’khudzu fauqa yadaihi
“Tolonglah saudaramu yang dhalim atau yang terdhalimi. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, ini menolong orang yang terdhalimi, lalu bagaimana kami menolong orang yang dhalim? Beliau menjawab: Kamu tahan kedua tangannya.” [Hr. Al-Bukhari]
Demikianlah kumpulan hadits tentang persaudaraan yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.