Arti Mujahadah : Pengertian, Contoh, dan Cara Menerapkan

Arti Mujahadah dan Penjelasannya

  • Admin
  • Jun 25, 2021

Banyak orang yang mencari mujahadah artinya apa karena belum tahu apa arti mujahadah meskipun sebenarnya kata ini sudah sangat familiar.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kita akan membahas secara lengkap mengenai pengertian, contoh, dan tahapan-tahapannya.

Simak artikel selengkapnya berikut ini.

Arti Mujahadah

Berikut ini akan kita bahas pengertian secara bahasa dan istilah menurut Islam.

Mujahadah adalah sinonim dari kata jihad. Mujahadah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata jahada yang artinya berperang melawan musuh. Dalam kitab Al-Mausu’atul Fiqhiyyah disebutkan:

وَالْجِهَادُ الْقِتَال مَعَ الْعَدُوِّ كَالْمُجَاهَدَةِ، قَال تَعَالَى: {وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ} . وَفِي الْحَدِيثِ الشَّرِيفِ: لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ . يُقَال: جَاهَدَ الْعَدُوُّ مُجَاهَدَةً وَجِهَادًا إِذَا قَاتَلَهُ

“Al-Jihad itu adalah berperang melawan musuh seperti Al-Mujahadah. Allah taala berkalam: “Dan berperanglah kalian (Jaahidu) karena Allah dengan sebenar-benarnya perang.” Dan pada hadits yang mulia: “Tidak ada hijrah setelah Al-Fath, akan tetapi jihad dan niat. Dikatakan: Jahadal aduwwu mujahadatan dan jihaadan, bila dia memeranginya.” [Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 16/124]

Termasuk dalam definisi ini adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan mengerahkan segala kemampuan untuk melawan musuh dengan tangan, lisan, atau dengan apapun yang dia mampu.

Dalam hal ini, musuh yang dimaksud terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Musuh yang tampak (Mujahadah Al-Aduw)

Musuh yang dimaksud di sini adalah orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Ketika telah diumumkan perang, maka seorang muslim wajib untuk melawan mereka.

2. Setan (Mujahadah Asy-Syaithon)

Setan juga merupakan musuh yang nyata bagi seorang manusia. Tidak hanya bagi orang-orang yang ada di zaman kita sekarang, bahkan sejak Nabi Adam alaihis salam kedudukannya sudah seperti itu. Oleh karenanya, kita wajib berhati-hati dan melawan segala bujuk dan rayuan dari setan.

3. Nafsu atau diri sendiri (Mujahadah Annafs)

Selain dari godaan setan, manusia berbuat maksiat adalah karena keinginan nafsu yang ada pada dirinya sendiri. Dalam istilah alquran, nafsu ini disebut dengan ammarah bissu’.

Adapun secara istilah, mujahadah artinya:

قِتَال مُسْلِمٍ كَافِرًا غَيْرَ ذِي عَهْدٍ بَعْدَ دَعْوَتِهِ لِلإِْسْلاَمِ وَإِبَائِهِ، إِعْلاَءً لِكَلِمَةِ اللَّهِ

“Perangnya seorang muslim melawan orang kafir yang tidak memiliki perjanjian (ahdi) setelah menyerunya kepada Islam dan keengganannya, karena meninggikan kalimat Allah.” [Al-Mausu’ah 16/124]

Baca Juga: Arti Muhasabah

Manfaat Mujahadah

Setelah mengetahui arti mujahadah, kita juga perlu mengetahui manfaat darinya.

Ada banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari perbuatan mujahadah. Berikut ini kami sebutkan beserta dalil darinya:

1. Syarat Masuk ke Dalam Syurga

Allah taala berkalam:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ

“Apakah kalian menyangka akan masuk ke dalam syurga, padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad dari kalian dan mengetahui orang-orang yang sabar.” [Qs Ali Imran (3) ayat 142]

2. Kunci Kebaikan dan Keberuntungan

لَكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَأُولَئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Akan tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta-harta dan jiwa-jiwa mereka. Mereka adalah orang-orang yang bagi mereka kebaikan-kebaikan. Dan mereka adalah orang-orang yang beruntung.” [Qs. At-Taubah (9) ayat 88]

3. Pembuka Ampunan Allah

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا ثُمَّ جَاهَدُوا وَصَبَرُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Kemudian sesungguhnya Pemeliharamu kepada orang-orang yang berhijrah setelah mereka terfitnah, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sesungguhnya Pemeliharamu setelah itu sungguh Mahamengampuni dan Mahamenyayangi.” [Qs. An Nahl (16) ayat 110]

4. Mendapat Petunjuk dari Allah

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan sesungguhnya orang-orang yang berjihad karena Kami, sungguh kami akan tunjukkan kepada mereka akan jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Ankabut (29) ayat 69]

Mujahadah An Nafs

Sebagian dari kita mungkin masih merasa bingung mengenai apa itu mujahadah nafs dan bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karenanya, contoh-contoh berikut ini mungkin dapat menambah pengetahuan Anda akan perilaku ini.

1. Bersyukur atas segala nikmat Allah

Nikmat dari Allah yang telah diberikan kepada kita sangatlah banyak. Bahkan, kalau kita mencoba untuk menghitungnya, maka kita tidak akan selesai bahkan hingga ajal datang kepada kita. Allah taala berkalam:

“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan mampu untuk menghitung jumlahnya (keseluruhan).”

Mengenai nikmat yang telah Allah turunkan, Dia tidak menuntut dari kita kecuali agar kita bersyukur atasnya. Bahkan, Allah juga berjanji bahwa Dia akan memberikan tambahan nikmat kepada orang yang mau bersyukur kepada-Nya.

Hanya saja, sifat asal manusia adalah sulit untuk mensyukuri nikmat. Kebanyakan orang justru lupa diri ketika nikmat datang kepadanya.

Inilah yang disebut dengan mujahadah. Ketika kita telah mengetahui bahwa sifat asal kita sulit bersyukur dan kita berusaha untuk melawannya, maka ia termasuk dari perkara yang terpuji.

2. Bersabar terhadap segala musibah yang datang

Dalam hidup ini, kita pasti sering menghadapi berbagai macam ujian. Mulai dari yang kecil seperti tersandung, hingga musibah yang besar seperti kehilangan orang yang kita cinta padanya.

Dalam hal ini juga, sifat asal manusia adalah suka mengeluh ketika kesulitan datang kepadanya. Manusia adalah makhluk yang suka lupa diri ketika mendapat nikmat dan mengeluarkan keluhan ketika kesusahan mengenainya.

Meskipun demikian, sifat ini bukanlah sifat yang terpuji. Sifat ini ada pada diri kita hanya sebagai ujian untuk membedakan hamba yang beriman dan kufur terhadap pemeliharanya.

Ketika kita mampu melawan sifat-sifat tercela ini, maka kita telah menjadi termasuk dari golongan hamba-hamba yang dipuji oleh Allah taala. Dia berkalam:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا () إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا () وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا () إِلَّا الْمُصَلِّينَ

“Sesungguhnya manusia itu diciptakan dalam keadaan suka berkeluh kesah (_) Apabila mengenainya keburukan, maka dia mengeluh (_) Dan bila mengenainya kebaikan, maka dia menahan (_) Kecuali orang-orang yang shalat.” [Qs. Al Maarij (70) ayat 19-22]

Demikianlah ulasan tentang arti mujahadah dan contoh-contoh serta bagaimana cara kita menerapkan istilah ini dalam kehidupan sehari-hari, wallahu a’lam.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *