Inilah Sebab Mengapa Kita Harus Ubah Lelah Menjadi Lillah

Mari Ubah Lelah Menjadi Lillah

  • Admin
  • Jun 23, 2021

Lelah Menjadi Lillah – Setiap manusia pasti memiliki aktivitasnya masing-masing. Seorang bapak bekerja untuk memberi nafkah kepada keluarga, seorang ibu berusaha untuk menjaga anak dan merawat rumah, seorang anak pergi ke sekolah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang manusia, kita semua pasti pernah merasa letih dalam beraktifitas.

Bagi orang beriman, lelah bukan menjadi masalah asal bernilai pahala. Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua orang mendapatkan pahala dari rasa capainya? Ternyata, hanya orang tertentu saja yang disamping mereka lelah, poin-poin kebaikan juga selalu mereka dapatkan dalam catatan amal mereka.

Lelah Menjadi Lillah

Sebelum kita masuk ke pembahasan yang lebih dalam, sebaiknya kita bahas terlebih dahulu maksud lelah menjadi lillah.

Tanpa harus saya jelaskan lebih dalam, anda pasti sudah tahu bahwa maksudnya adalah agar rasa capai kita diterima oleh Allah dan diganti dengan pahala.

Berapa banyak manusia yang merasa letih, tetapi justru berbuah petaka? Allah taala berkalam: “Jiwa-jiwa yang telah banyak bekerja dan yang merasa lelah (_) Dia masuk ke neraka yang panas.” [Qs. Al Ghasyiyah (88) ayat 3-4]

Begitulah saudaraku. Sungguh rugi orang-orang yang didunia mereka bersusah payah. Peras keringat, banting tulang. Tetapi justru semua itu mengantarkan dia kepada neraka yang dahsyat kepedihannya.

Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan ayat ini, beliau mengatakan:

قَدْ عَمِلَتْ عَمَلًا كَثِيرًا، وَنَصَبَتْ فِيهِ، وَصَلِيَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَارًا حامية

“Dia telah bekerja dengan pekerjaan yang banyak, dia telah merasa kecapaian padanya, dan dia di hari Kiamat masuk ke dalam neraka yang sangat panas.” [Tafsirubnu Katsir 8/384]

Ketika menjelaskan siapa mereka, Al Qurthubi menyebutkan perkataan Ibnu Abbas radliyallahu anhu bahwasanya mereka adalah orang-orang yang membuat jiwanya letih karena maksiat terhadap Allah azza wa jalla dan karena kekafiran, seperti para penyembah berhala dan orang-orang kafir dari Ahlu Kitab. [Tafsirul Qurthubi 20/27]

Ubah Lelah Jadi Lillah

Setelah anda mengetahui bahwa ada banyak orang yang mendapat rasa capai, tetapi lelah mereka itu justru berakibat siksa, tentu anda tidak ingin termasuk dari golongan mereka bukan?

Adapun yang anda – dan juga saya – inginkan adalah agar kita capai di dunia, bahagia di akhirat.

Nah, ada dua cara agar rasa capai yang kita rasakan dihitung sebagai ibadah oleh Allah. Dua cara itu adalah:

1. Ikhlaslah dalam Bekerja

Banyak orang mengetahui hal ini, tetapi masih banyak orang tidak mengamalkan hal ini.

Ketika anda bekerja, jangan pernah niatkan semata-mata hanya untuk mencari kebahagiaan dunia. Akan tetapi, letakkan tujuan anda untuk mencari ridlo Allah taala.

Seorang bapak bekerja, jangan hanya meniatkan pekerjaan untuk mencari uang semata. Apalagi kalau hanya agar dapat hidup enak. Niatkanlah untuk menafkahi keluarga karena itu merupakan kewajiban kepala rumah tangga yang telah diwajibkan oleh Allah azza wa jalla.

Seorang ibu merawat anaknya, menjaga rumah suaminya, jangan hanya dengan niat bahwa itu adalah tugasnya. Niatkanlah semua karena Allah. Bahwa Allah menyuruh seorang istri untuk taat kepada suaminya.

Begitu pula seorang anak, niatkanlah semua karena Allah.

Dengan ikhlas inilah, setiap amalan ditentukan akan diterima atau tidak oleh Allah. Ketika suatu amalan dilandasi keikhlasan dan niat yang benar, maka ia diterima. Tetapi, kalau dia dilandasi niatan yang lain, terlebih sampai menyekutukan Allah, tentu ia akan ditolak.

2. Bekerjalah dengan Benar

Bekerja dengan ikhlas saja tidak cukup. Kita harus memastikan bahwa apa yang kita lakukan itu juga benar dan sesuai dengan perintah dari Allah taala.

Bekerja dengan benar disini maksudnya adalah bekerja sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Allah taala.

Ketika seorang suami mencari nafkah, maka carilah nafkah yang halal dan dari jalan yang halal. Begitu pula yang lainnya, usahakan semuanya tidak melanggar larangan-larangan syariat yang telah ditetapkan oleh-Nya.

Lelah Karena Mencari Nafkah

Sebagai penutup, saya ingin menceritakan sebuah kisah di masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Semoga dapat menjadi motivasi untuk kita semua.

Seorang sahabat Nabi yang bernama Anas bin Malik radliyallahu anhu bercerita: Kami berangkat menuju medan Tabuk bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Tiba-tiba, seorang pemuda yang penuh semangat lewat di depan kami dalam keadaan menggiring kambing-kambing.

Maka kami berkata: Kalau saja masa muda orang ini dan semangatnya berada di jalan Allah, sungguh pasti lebih baik untuknya.

Ucapan kami sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau bertanya: Apa yang kalian ucapkan? Kami menjawab bahwa kami telah bicara begini dan begitu.

Maka beliau bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya jika dia bekerja untuk kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya, maka sungguh dia itu berada di jalan Allah.

Jika dia bekerja untuk mencukupi keluarganya, maka dia berada di jalan Allah. Dan jika dia bekerja untuk dirinya, maka dia berada di jalan Allah azza wa jalla. [Hr. Al Baihaqi]

Dari hadits di atas, selain bahwasanya kita dapat mengambil pelajaran bahwa seseorang wajib untuk bekerja, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa bekerja adalah kegiatan yang sangat utama.

Dengan bekerja untuk mencari nafkah, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia berupa rezeki. Dan lebih dari itu, dia juga mendapatkan pahala karena melakukan tugas yang telah Allah wajibkan.

Sekian dulu untuk artikel ini. Semoga dapat membuat lelah kita jadi lillah sehingga kita bisa bahagia di dunia dan mulia di akhirat, amin.

Post Terkait :

2 thoughts on “Mari Ubah Lelah Menjadi Lillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *