Sikap Teladan Nabi Nuh Ini Dapat Diterapkan di Kehidupan Sehari-hari

Sikap Teladan Nabi Nuh Ini Dapat Diterapkan di Kehidupan Sehari-hari

  • Admin
  • Feb 12, 2022

Mengenalkan ajaran Islam bisa dilakukan sejak anak masih berusia dini. Orang tua dapat membacakan dongeng pada anak untuk mengenalkan ragam emosi serta perilaku yang baik. Sikap teladan Nabi Nuh merupakan contoh bagus yang bisa disampaikan pada anak. Sebagai Nabi yang memiliki gelar ulul azmi, beliau memiliki banyak pelajaran berharga yang dapat diteladani oleh umat manusia. Berikut kesalehan Nabi Nuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Ketabahan Luar Biasa

Nabi Nuh dianugerahi dengan ulul azmi oleh Allah bukan tanpa alasan. Beliau memiliki ketabahan dan juga ketangguhan luar biasa untuk menyampaikan ajaran Allah pada kaum Bani Rasib yang sangat mengingkari ajaran Allah. Kaum tersebut lebih memilih menyembah berhala.

Bahkan, istri serta anak Nabi Nuh juga ikut menyembah patung serta berhala. Melihat hal ini beliau sangat hancur, namun dengan tangguh tetap menghadapi cobaan yang mendera. Hal ini mengajarkan pada anak bahwa meski terdapat orang-orang yang kejam di lingkungan sekitar, anak dapat terus berfokus pada apa yang menjadi tujuannya. Meningkatkan kesabaran dan ketangguhan untuk tetap mencapai menggapai mimpinya.

2. Berdakwah Selama 9 Abad

Berusaha menegakkan agama Allah Nabi Nuh berdakwah dalam kurun waktu yang tidak singkat yaitu 9 abad, lebih tepatnya 950 tahun. Dalam masa yang panjang ini beliau tetap teguh menyebarkan ajaran Allah.

Hal ini menunjukkan keteguhan yang sangat tinggi dalam melaksanakan tugas. Poin ini yang perlu disampaikan pada anak, bahwa manusia di dunia memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang harus diemban meski terdapat rintangan.

3. Tegas dalam Berbicara

Sikap teladan Nabi Nuh berikutnya adalah cara beliau berbicara. Meski sabar, Nabi menjaga lisannya agar tegas dan fasih dalam menyampaikan segala sesuatu. Ketegasan menandakan bahwa seseorang tidak mudah ditindas dan teguh pada pendiriannya. Dengan nada bicara yang tegas, manusia juga bisa beropini satu sama lain tanpa bertengkar dan saling menghargai.

4. Rasa Empati dan Sikap Tolong Menolong

Nabi Nuh merupakan pribadi yang bijaksana. Dalam menyampaikan ajarannya, beliau melihat kesulitan yang dialami kaum Bani Rasib yaitu kekeringan. Walaupun kaum tersebut menolak dan menghina ajarannya, Nabi Nuh tetap memohon kepada Allah untuk membantu kesulitan tersebut.

Atas izin Allah, turun hujan yang mengatasi kekeringan. Bahkan ketika banjir besar menyerang, Nabi Nuh masih mengajak serta anaknya yang menolak keras ajaran beliau. Hanya saja, anaknya menolak karena ingin berlindung di gunung saja.

Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sejak dini anak sudah dapat dikenalkan dengan empati karena setiap manusia memiliki perasaan dan pikiran, sama seperti dirinya. Empati juga mengantarkan anak pada sikap mengasihi dan menolong sesama meski tidak mendapatkan imbalan. Sama halnya dengan Nabi Nuh yang tidak segan menolong kaum Bani Rasib.

5. Rasa Syukur dan Kebijaksanaan

Bersyukur merupakan sikap teladan Nabi Nuh yang banyak membantunya semasa hidup. Melalui rasa syukur serta kebijaksanaannya, beliau dapat terus menjalani kehidupan yang penuh tantangan dengan menikmati apa yang diberikan Allah kepadanya.

Rasa syukur ini penting untuk diajarkan pada anak sejak dini. Mensyukuri hal sederhana di kehidupan sehari-hari dapat membuat anak lebih menyadari anugerah yang diberikan Allah setiap harinya.

Itulah beberapa sikap teladan Nabi Nuh yang dapat dikisahkan pada anak. Dongeng menjadi salah satu cara terbaik untuk memperluas wawasan anak dan mengenalkannya pada nilai moral. Melalui dongeng, anak dapat mempelajari ekspresi emosi yang ditunjukkan pencerita serta mengetahui gambaran karakter tokoh yang berbeda-beda.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *