Transaksi Saham Tower Bersama Senilai Rp 21,7 Triliun Di Pasar Negosiasi

Transaksi Saham Tower Bersama Senilai Rp 21,7 Triliun Di Pasar Negosiasi

  • Admin
  • Apr 22, 2022
Transaksi Saham Tower Bersama Senilai Rp 21,7 Triliun Di Pasar Negosiasi

Perdagangan saham meningkat signifikan pada Jumat (22/4/2022) di penghujung pekan. Hal ini dipicu oleh transaksi saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di pasar negosiasi.

Mengutip data RTI, Indeks Saham Gabungan (IHSG) turun 0,70% menjadi 7.225,60 pada Jumat, 22 April 2022. Indeks LQ45 turun 0,65% menjadi 1.056,85. Semua indeks acuan berada di bawah tekanan. Jelang akhir pekan, IHSG menutup high di 7.291,48 dan low di 7.174,81.

Sebanyak 372 saham bearish memberikan tekanan pada IHSG. 156 saham naik dan 164 saham tetap diam. Jumlah total perdagangan adalah 1.404.568, dan volume perdagangan adalah 37 miliar saham. Nilai transaksinya Rp 38,6 triliun. Investor asing membeli saham senilai Rp2,2 triliun di semua pasar. Posisi Dolar AS terhadap Rupiah berada pada kisaran 14.296.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham mengalami tekanan, kecuali indeks sektor saham transportasi BEI yang naik 0,56%. Sementara itu, IDXenergy Equity Sector Index mengalami koreksi terbesar, turun 2,11%. Indeks Sektor Ekuitas IDXhealth turun 1,85% dan Indeks Sektor Ekuitas IDXbasic turun 1,55%.

Perdagangan ekuitas mencapai Rp 38,6 triliun karena perdagangan saham TBIG. Di pasar negosiasi, perdagangan saham TBIG mencapai Rp 21,7 triliun.

Saham TBIG naik 5,61% pada Rp 3.200 per saham. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 3.200 dan terendah Rp 3.030. Jumlah total perdagangan: 15, volume perdagangan 67.770.132 saham.

Sementara di pasar umum, harga saham TBIG stagnan di level Rp 3.030 per saham. Saham TBIG turun 20 poin menjadi Rs 3.010 per saham. Saham TBIG memiliki harga tertinggi Rp 3.150 dan terendah Rp 3.000. Jumlah total perdagangan adalah 5.147, dan volume perdagangan adalah 68.230.852 saham. Nilai transaksinya Rp 21,8 triliun.

* Apakah itu benar atau scam? Jika ingin mengetahui keaslian informasi yang disebarluaskan, kunjungi WhatsApp di Liputan6.com Cek Fakta nomor 0811 9787 670 cukup dengan memasukkan kata kunci yang diinginkan.

Sebelumnya, penyedia menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,55 triliun pada 2021, meningkat 53,42% dari laba bersih perusahaan pada 2020. grup 1.

Hal itu disampaikan dalam keterbukaan informasi Tower Bersama Infrastructure kepada regulator pasar modal PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 21 Maret 2022.

Kenaikan laba bersih tersebut disebabkan oleh kenaikan penjualan Tower Bersama Infrastructure sebesar 15,99%, dari Rp 5.330 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 6,18 triliun di tahun 2021.

Pendapatan terbesar Tower Bersama berasal dari sewa menara dari pihak ketiga: Rp 2,20 triliun dari PT Telekomunikasi Selular dan Rp 1,33 triliun dari PT Indosat Tbk. Sisanya berasal dari PT XL Axiata Tbk dari Rp 975,93 miliar, PT Hutchison 3 Indonesia dari Rp 916,226 miliar, PT Smartfren Telecom Tbk dari Rp 439,73 miliar, dan PT Smart Telecom dari Rp 27,49 miliar. Selain itu, pendapatan sebesar Rp 48,6 miliar diperoleh dari sumber lain.

Meskipun beban pokok penjualan meningkat, beban usaha menurun, sehingga menghasilkan laba setelah pajak sebesar KRW 10 miliar. $1,6 triliun, meningkat 50,14% pada Rp pada tahun 2020. 1,7 triliun.

Laba per saham TBIG meningkat 53,41% menjadi 74,25 per saham pada 2021 dari 48,40 per saham pada 2020.

AssetTower Bersama mencatatkan Rp 41,87 triliun pada tahun 2021, naik 14,65% dari Rp 36,52 triliun sebelum tahun 2020.

Sementara itu, utang Tower Bersama Infrastructure meningkat 17,87% dari Rp 27,22 triliun pada 2020 menjadi Rp 32,8 triliun pada 2021.

Sementara itu, total modal perseroan tercatat Rp 9.790 miliar pada 2021 dibandingkan Rp 9,3 triliun pada 2020, naik tipis 5,22%.

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki perjanjian pinjaman hingga Rp 2,2 triliun dengan anak perusahaannya PT Tower Bersama (TB).

Helmy Yusman Santoso, Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, menjelaskan pinjaman tersebut terdiri dari Seri A sebesar Rp 1,7 triliun dan sisanya Seri B sebesar Rp 500 miliar dengan jangka waktu tiga tahun.

Pinjamantersebut merupakan bentuk penggunaan dana dari penawaran umum berkelanjutan berkelanjutan berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure tahap III tahun 2022.

“Transaksi ini dilakukan sebagai penunjang kebutuhan dana TB dalam rangka kewajiban kewajiban keuangan TB,” ungkap Helmy dalam informasi bursa, ditulis Selasa, 8 Maret 2022

TB dimiliki oleh perseroan dengan jumlah kepemilikan sebesar 99,99 persen. Sisanya 0,01 persen dimiliki oleh PT Tower One. Tower One juga merupakan salah satu anak perusahaan. TB Sebagai Penerima Pinjaman Wajip Mengunakan Dana Pinjaman Untuk Melunasi Sebagian Kewajivan Kangan TB.

Diantaranya adalah fasilitas pinjaman revolving dalam pengaturan fasilitas $275 juta tertanggal 20 Januari 2021, yang dibayarkan kepada kreditur sebagai agen melalui United Overseas Bank Ltd.

Per 11 Februari 2022, dalam kontrak fasilitas senilai $275 juta, saldo kewajiban keuangan di bawah fasilitas revolving Tower Bersama tercatat sebesar $265 juta, atau Rp 3,8 triliun.

“Dengan menyalurkan pinjaman kepada kreditur melalui agen, saldo pinjaman revolving TB dalam kontrak fasilitas senilai $275 juta akan setara dengan $112,4 juta atau Rp 1,6 triliun, katanya. Helmi.

Nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi utang keuangan ke dalam dolar AS adalah nilai tukar rata-rata Bank Indonesia per 11 Februari 2022, Rp. 14.344 per USD.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana melakukan pembelian kembali saham. Tower Bersama Infrastructure menawarkan hingga 1.025.945.500 saham kepada Provident Consolidates Holdings Pte. Ini adalah perusahaan induk investasi.

Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai pada Selasa, 3 Agustus 2022, periode penjualan saham tresuri dimulai pada 21 Maret 2022 dan berlanjut hingga 21 Maret 2023. .

Harga pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut adalah POJK No. Lihat Pasal 20(a) 30/2017.

Harga pengalihan saham yang ditebus tidak boleh lebih rendah dari harga penutupan harian bursa satu hari sebelum tanggal penjualan saham yang ditebus.

Atau, tidak boleh lebih rendah dari rata-rata harga penutupan harian yang diperdagangkan di bursa dalam 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan. Saham TBIG ditutup pada 2.870, turun 60 poin, atau 2,05%, pada Senin, 7 Maret 2022.

Mengacu pada harga tersebut, total nilai transaksi dari pembelian kembali saham treasury tersebut adalah sekitar KRW 2.000. 2,94 triliun. Sebelumnya, sejak 1 Oktober 2016 hingga 4 September 2019, sebanyak 1.025.945.500 lembar saham perseroan telah dibeli kembali secara bertahap.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *