PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN terus mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Pemerintah. Salah satunya dengan menggalakkan pembiayaan perumahan bagi kaum milenial.
Direktur BTN Haru Koesmahargyo mengungkapkan, total belanja KPR sudah mencapai Rp. 8,4 triliun. Hingga 90% atau Rp. 7,6 triliun mengalir ke milenium.
“Sejak 2019 hingga akhir 2021, Bank BTN menyalurkan 388.000 KPR kepada kaum milenial,” ujarnya. ).
Pertumbuhan sektor real estate, termasuk pembiayaan perumahan, tidak terlepas dari upaya pemerintah. Ini memberikan langkah-langkah stimulus seperti program imunisasi nasional.
“Permintaan KPR meningkat karena adanya stimulus pemerintah seperti insentif PPN untuk sektor real estate dan kebijakan dana PEN yang disimpan di perbankan nasional termasuk BTN,” tambah Haru.
Kinerja positif BTN saat ini juga menunjukkan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen, seperti sentralisasi dan digitalisasi proses kredit.
Pergeseran ini menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi guna mendorong pertumbuhan bisnis bagi BTN.
“Tugas utamanya mendukung pengembangan 1 juta unit dan menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan milenial, terutama dengan dukungan stakeholders terkait perubahan Bank BTN, pemerintah dan bisnis pembiayaan perumahan ,” suatu hari menyimpulkan.
* Apakah itu benar atau scam? Untuk mengecek keaslian informasi yang disebarluaskan, kunjungi WhatsApp di Liputan6.com Cek Fakta nomor 0811 9787 670 cukup dengan memasukkan kata kunci pilihan Anda.
Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN mempertahankan kinerja yang cemerlang hingga Q1 2022. Spesialis KPR ini berhasil membukukan laba bersih Rp 747 miliar.
Jumlah tersebut sebesar Rp 625 miliar, meningkat 23,89% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih BTN Q1 2022 ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit, pengelolaan aset piutang tak tertagih, efektivitas biaya dana dan operasional.
Transformasi digital yang dirancang selama dua tahun terakhir mulai berdampak positif dalam hal perolehan pelanggan baru, perluasan akses pasar, dan peningkatan produktivitas karyawan. Dalam banyak hal, indikator kinerja keuangan yang membaik merupakan tren positif.
“Kinerja kami tumbuh cukup menggembirakan baik dari sisi top maupun bottom line. Kinerja ini berkat penerapan model bisnis dan strategi yang tepat. Kami juga optimis ke depan. Kata “Pandemi, ” pada Financial Performance Exposure Me, Jumat, 2022 (22 April 2022).
Namun, perusahaan tetap mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat sementara ekonomi global menghadapi tantangan.
Sepanjang Januari-Maret 2022, BTN menyalurkan kredit sebesar Rp 277,13 triliun, meningkat 6,04% dari Rp 261,334 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran kredit pemilikan rumah masih mendominasi total kredit perseroan di kuartal I 2022. Kredit pemilikan rumah yang disalurkan BTN hingga akhir Maret 2022 sebesar Rp 248,57 triliun.
Dari jumlah tersebut, KPR bersubsidi pada Q1 2022 masih mendominasi dengan nilai Rp. Tercatat 134,4 triliun won, meningkat 9,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 122,96 triliun.
Sementara KPR Non Subsidi sebesar Rp 84,28 triliun pada kuartal I 2022, meningkat 5,16% dari Rp 80,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
“Kami memacu kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Dengan demikian, rasio NPL kami terus meningkat. Total NPL menjadi 3,6%, lebih rendah dari level sebelumnya 4,25%, dan NPL neto diturunkan dari 1,94% menjadi 1,28%.”
Pertumbuhan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih (NII) yang meningkat 28,81% menjadi Rp 3,57 triliun pada kuartal I 2022, naik 28,81% dari Rp 2,77 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Akibat lonjakan NII, rasio net interest margin (NIM) BTN juga meningkat dari 3,31% pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29% pada kuartal I 2022.
“Meskipun rasio NPL telah membaik, BTN tetap akan meningkatkan GWM atau coverage ratio dari 115,93% pada Q1 2021 menjadi 146,73% pada Q1 2022,” kata Haru.